header photo

Senin, 12 November 2012

DASAR JURNALISTIK FOTO


Dasar kelahiran pertumbuhan jurnalistik foto, menurut Soelarko ditentukan oleh tiga faktor:
1. Rasa ingin tahu manusia, yang merupakan naluri dasar, yang menjadi wahana kemajuan.
2. Pertumbuhan media massa sebagai media audio visual, yang memuat tulisan (atau uraian mulut) dan gambar (termasuk gambar yang hidup).
3. Kemajuan teknologi, yang memungkinkan terciptanya kemajuan fotografi dengan pesat (termasuk perfilm-an dan video untuk pemberitaan)
Dalam dunia jurnalistik, foto merupakan kebutuhan yang vital. Sebab foto merupakan salah satu daya pemikat bagi para pembacanya. Selain itu, foto merupakan pelengkap dari berita tulis. Penggabungan keduanya, kata-kata dan gambar, selain menjadi lebih teliti dan sesuai dengan kenyataan dari sebuah peristiwa, juga seolah mengikutsertakan pembaca sebagai saksi dari peristiwa tersebut.
Kelebihan dari sebuah foto sebagai medium komunikasi visual menjadikan lebih mudah dipahami dari pada tulisan yang membutuhkan tenaga dan pikiran.
Oscar Motuloh, fotografer dan supervisor biro foto Antara
“… Seorang jurnalis foto tidak sekedar menampilkan kekerasan dan darah tetapi juga merekam peristiwa-peristiwa di sekitar kita yang menarik untuk diabadikan, foto jurnalistik dan foto dokumentasi mempunyai dasar yang sama, keduanya berdasarkan realitas kehidupan. Keduanya hanya dibatasi oleh suatu garis yang tipis yaitu dipublikasikan atau tidak. Foto jurnalistik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu spot dan feature. Foto spot lebih bersifat berita, sedangkan foto feature memberi informasi yang tidak mudah basi, seperti essay foto yang banyak terdapat di majalah National Geographic dan keduanya berkembang pesat.”
Hendro Subroto, wartawan perang senior
“… foto jurnalistik harus bisa menceritakan kejadian sehingga tidak banyak komentar pun orang sudah tahu cerita fotonya foto itu dan yang terpenting dalam foto jurnalistik adalah moment”
DEFINISI
Jurnalistik berasal dari bahasa Belanda “Journalistich” atau dalam bahasa Inggris “Journalism” yang bersumber dari bahasa Perancis “Journal”, asal kata dari “Jour” yang berarti hari. Jadi journal berarti catatan harian.
Journalistich berarti pengetahuan tentang penyiaran catatan harian dengan segala aspeknya, meliputi : mencari, mengolah, sampai kepada menyebarluaskan catatan harian tersebut. Dan yang disebarluaskan itu adalah apa yang biasa kita sebut sebagai berita.
Menurut Prof. Mitchel V. Charnley :
“News is timely report a fact or opinion of either interest or important or both to a considerable number of people”
(Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau keduanya bagi sejumlah besar orang.)
Fungsi jurnalistik :
• menyiarkan informasi
• mendidik
• menghibur
• mempengaruhi
Ciri-ciri surat kabar dan majalah :
• Universalitas
• Aktualitas
• Periodisitas
• Publisitas
Fotografi oleh pers disebut jurnalistik foto (Journalism Photography), dan foto-foto yang dihasilkan untuk Pemberitaan disebut foto berita (press foto atau news foto).

[tulisan ini ada dalam buku “DUNIA DALAM BINGKAI” Penerbit Graha Ilmu]
»»  Read More...

Rabu, 27 Juni 2012

Tips Memegang Kamera DSLR yang Benar

Bergantinya kamera SLR ke DSLR mempengaruhi peminat kamera dari semua kalangan, karena teknologinya semakin canggih, penggunaanyanya yang serba otomatis dan dapat digunakan oleh siapa saja bahkan oleh orang yang tidak pernah memegang kamera sekali pun kini mereka layaknya profesional.
untuk membedakan mana fotografer pemula  dan fotografer profesional di jaman sekarang ini memang agak sulit, karena selain kamera sekarang memiliki aksesoris anti goyang seperti IS (Image Stabilizer) pada lensa Canon juga diperlengakap dengan software yang mendukung untuk perbaikan hasil foto agar terlihat bagus.
Walaupun kamera sekarang memiliki fitur-fitur yang canggih namun itu semua tidaklah cukup, karena yang paling utama dari semua itu adalah bagaimana Sobat memegang kamera dengan benar agar tidak cepat lelah (karena bobot kamera yang lumayan berat) juga hasil gambar akan lebih tajam. Jika Sobat pemula, tidak ada salahnya mengikuti tips cara memegang kamera yang baik dan benar.
Pastikan strap (gantungan) kamera tergantung dileher, ini untuk meminimalisir jika kamera lepas agar tidak jatuh.

1. Sikut Menekan Tubuh




Tangan kiri memegang kamera ,sambil jari-jari memegang grip zoom lensa. Tangan kanan memegang bagian shutter kamera, disini tangan kanan berfungsi untuk mengatur setting kamera. Kedua siku menekan tubuh, posisi ini berfungsi agar kamera tidak banyak goyang,karena ada tumpuan di badan Sobat. Pastikan memegang kamera agar mudah memandu mata pada obyek yang akan di ambil.

2. Membuat Tumpuan Lengan Kiri



Tangan kanan memegang kamera, jari telunjuk tangan kanan disiapkan untuk shutter, sedankan jari lainnya memegang dengan kuat body kamera, posisi tangan kiri horizontal dipakai untuk tumpuan lensa kamera, ini berfungsi agar kamera tidak mudah goyang. Biasanya teknik ini dipakai jika Sobat akan menggunakan speed lambat seperti memotret landscape.

3. Tumpuan Kedua Sikut

Tangan kiri memegang lensa dan jari-jari pada ulir lensa, tangan kanan memegang shutter dan untuk setting kamera. Jika Sobat lihat gambar disebelah kanan,ini slah satu teknik memegang kamera yang kurang benar,dimana tumpuan kamera hanya pada tangan kiri saja,kesalahan ini sering sekali dilakukan bahkan oleh fotografer profesional,

4. Memasang Kuda-kuda


Bukan hanya dalam bela diri saja kita diwajibkan memasang kuda-kuda, namun dalam memotret pun hal ini wajib dilakukan agar bada Sobat lebih stabil dan tidak mudah goyang.

5. Gunakan Tumpuan Kaki Saat Memotret Pada Posisi Rendah Atau Jongkok




Harus diingat, dalam posisi ini kaki Sobat harus menjadi tumpuan tangan agar kamera tidak mudah goyang, dan menghasilkan gambar yang tajam.

6. Gunakan Benda Di Sekitar Untuk Menambah Kestabilan




Jika Sobat sedang memotret outdoor misalnya, Sobat bisa menggunakan berbagai benda yang ada disekitar Sobat untuk menjadi tumpuan, misalnya ; dinding, mobil, pohon, tiang listrik, dsb.

7. Memegang Kamera Pada Posisi Tiarap

Untuk menambah esensial dan nilai seni ketika memotret, terkadang Sobat memerlukan angel lain seperti melakukan tiarap (angel katak), Sebagai tumpuan ketikan tiarap adalah dengan menggunakan sikut agar kamera lebih stabil, jangan mengandalkan tumpuan badan karena terkadang bada bisa gemetar jika terlalu lama.
Itulah beberapa tips memegang kamera yang benar, semoga saja bermanfaat.

sumber: http://antslearning.wordpress.com
»»  Read More...

Kamis, 14 Juni 2012

10 Hal Yang Bisa Memperbaiki Foto Anda


         Pecinta fotografi memiliki kecenderungan menghabiskan waktu mendebatkan hal-hal yang memiliki kontribusi kecil dalam memperbaiki kualitas foto, misal: mendebatkan merk Canon vs Nikon, berjam-jam nongkrong di forum-forum fotografi online, sibuk memikirkan untuk ganti lensa yang lebih mahal. Disini kami kumpulkan 10 hal yang kalau anda lakukan bisa langsung memperbaiki foto-foto anda, gratis! tanpa biaya. Oke:


1. Pelajari Semua Fungsi Kamera DSLR Yang Ada Ditangan.
Bukan hanya sekedar aperture, shutter speed dan fokus, maksud saya SEMUANYA. Pernah mencoba memanfaatkan kemampuan DSLR anda dalam membuat foto time-lapse? Bagimana dengan mirror lock-up? AEL? Kenali sebanyak-banyaknya fungsi dan fitur yang tersedia dikamera anda. Iseng-isenglah memencet-mencet tombol kamera, kalau anda terbentur hal yang belum anda mengerti, buka kembali buku manual. Dengan mengeksploarsi kamera sampai maksimal, kita bisa memacu kreativitas kita sekaligus memperluas perspektif kita dalam fotografi.


2. Tentukan Foto Idola Anda.
Pernahkah anda melihat sebuah foto dan langsung “jatuh cinta” dengan foto tersebut? kalau belum segera tentukan foto yang menjadi idola anda! (Sekedar inspirasi, coba buka 500px.com dan pilih foto mana yang membuat anda langsung kesengsem) Sudah ketemu? Oke sekarang lihat lagi foto idola tadi dan pikirkan kenapa anda bisa jatuh cinta padanya. Apakah karena komposisinya? ataukah karena ceritanya? ekspresinya? ataukah karena cahayanya? Apakah foto tersebut foto landcape? atau portrait ataukah foto jalanan? Dengan begitu kita bisa menyadari, “Oh, seleraku tuh yang begini nih.” Dan selera = taste = minat, kita bisa berangkat dari situ untuk mengejar cita-cita, heheh…


3. Belajar Memilih & Memilah Foto.
Sudah berapa fotokah yang sudah anda hasilkan selama memiliki kamera? pernahkan mencoba memilih 25 foto terbaik (atau 50 kalau koleksi foto anda sudah mencapai 10 ribu keatas) dari kesemuanya? Kalau belum sebaiknya dimulai. Pilih 25 foto terbaik yang pernah anda hasilkan, cobalah pilih dengan serius.


4. Cetak Besar Foto Terbaik Anda Dan Biarkan Teman Yang Awam Fotografi Menilainya.
Kalau anda sudah menyelesaikan langkah nomor 3, cobalah cetak foto-foto tadi. Cetaklah dalam ukuran terbesar yang anda mampu, usahakan cetak di studio cetak yang lumayan bagus. Kemudian mintalah teman atau kerabat atau tetangga yang awam fotografi untuk menilainya, mintalah dia mengurutkan dari yang paling bagus sampai yang paling jelek dan tanyakan kenapa. Dengan menanyakan pada orang yang awam fotografi kita bisa mengetahui apa yang orang lain perhatikan dari foto-foto kita. Sebaik-baiknya seni, dalam bentuk apapun, adalah seni yang bisa diaperesiasi oleh orang awam sekalipun. Kita seringkali kehilangan perspektif, memotret demi mendapatkan perhatian dari fotografer lain.


5. Uji kelincahan Jari Anda.
Oke, coba ini. Bawa kamera dan masuklah dalam kamar yang gelap tanpa lampu. Cobalah anda mengubah-ubah settingan aperture, shutter, ISO, mode fokus, mode metering dll. Bisakah anda melakukannya dengan lancar tanpa menlihat tombol-tombol di kamera? Pianis hebat atau gitaris legendaris tahu persis dimana jari harus ditaruh untuk menghasilkan semua kombinasi nada. Kunci dari karya yang bagus adalah dengan melupakan teknologi (alat) yang menghasilkannya dan fokus pada cita rasa seninya. Kalau tombol dikamera kita masih menjadi penghalang, susah buat fokus pada cita rasa seni tadi. Pastikan masalah ini teratasi, kita tahu persis dimana harus mengubah setting nyaris secara spontan, baru kita bisa berfokus pada fotografi bukan mengingat-ingat tombol.



6. Cari Partner Dalam Fotografi.
Kalau Sherlock Holmes membutuhkan Dr. Watson dan Batman membutuhkan Robin (mungkin Superman nggak butuh, soalnya ya itu SUPER MAN), mungkin kita juga butuh partner. Memiliki sohib dalam fotografi adalah sebuah keuntungan yang luar biasa. Bisa bertukar pikiran, kadang saling pinjam alat dan berbagi informasi serta hunting bareng membuat banyak hal tercapai lebih cepat dibandingkan saat dikerjakan seorang diri. Komunitas foto bagus, namun kalau anda jenis orang yang tidak punya banyak waktu atau tidak bisa sering-sering meninggalkan rumah, carilah sohib foto dilingkungan RT, sodara dekat atau teman kantor saja sudah cukup.


7. Print Satu Foto Karya Anda Dalam Ukuran Besar, Frame Lalu Pasang Di-dinding.
Dengan begitu kita bisa termotivasi untuk membuat foto lain yang juga pantas dipasang didinding. Dengan begitu juga banyak yang akan memberi komentar dan saran untuk foto kita.




8. Pelajari Trik Olah Digital Baru.
Diakui atau tidak, foto digital yang bagus tak akan pernah lepas dari proses editing di photoshop maupun Lightroom. Mulai dari cropping, memperbaiki warna, meluruskan foto, mengilangkan kabel dari foto landscape, membuat foto panorama, foto HDR sampai white balance membutuhkan proses ini. Kita tidak perlu sampai menjadi ahli dalam Photoshop/Lightroom, namun mengetahui prinsip yang penting sangat diperlukan. Pada jaman film, fotografer tahu proses kamar gelap, kita juga perlu tahu proses photoshop atau software semacamnya untuk fine-tuning foto akhir kita.


9. Memotret Suasana Kota Di Malam Hari.
Memotret susana kota dimalam hari menguji kemampuan kita untuk memperbaiki diri. Kita akan dipaksa untuk berfokus pada cahaya, dipaksa berpikir tentang komposisi karena membutuhkan tripod, dan benar-benar memikirkan eksposure karena harus menggunakan ISO tinggi dan shutter speed yang lama. Jadi kalau selama ini anda belum pernah melakukannnya, lakukan segera!


10. Sering-seringlah Berbagi.
Berbagi pengetahuan membuat kita terpacu untuk menambah pengatahuan yang baru, dan membuat orang lain tidak segan membagi apa yang dia tahu kepada kita. Anda bisa saling berbagi informasi dengan teman fotografi anda. Anda juga bisa memulainya disini, cukup klik tombol Facebook Like dibawah judul atau diakhir artikel akan membuat informasi ini tersebar pada teman anda, atau sukai facebook page belajar fotografi.



[by: belajarfotografi.com]



»»  Read More...

Minggu, 20 Mei 2012

Tips Merawat Kamera


Setelah saya membahas tentang tips memotret menggunakan kamera DSLR sekarang saya ingin membahas tentang cara merawat kamera DSLR, perawatan kamera DSLR sangat diperlukan sekali karena apabila tidak dibersihkan kinerja kamera DSLR tersebut akan berkurang. Cara membersihkan  kamera yang akan kita bahas tidak hanya untuk kamera DSLR saya tetapi bisa untuk semua kamera.


Merawat Bodi Kamera
Pertama bersihkan bagian luar bodi kamera deng kain yang lembut, gunaan blower untuk menyingkirkan debu yang menempel di sudut – sudut. Pembersihan bagian dalam dimulai dengan menggunakn blower, lalu blower brush untuk kotoran yang membandel, me – lock up mirror ke atas jika ingin memblower bagian sensor. Tidak disarankan anda untuk membersihkan sendiri jika ada kotoran membandel di bagian sensor kamera karena sensor adalah bagan yang sangat sensitif.



Merawat Lensa
Jangan menyentuh bagian optis lensa dengan jari, pasang selalu filter pelindungnya atau gunakan lens hood. Pasang selalu tutup lensa jika tidak sedang digunakan untuk mengurangi resiko debu menempel. Jika ingin membersihkan lensa, gunaan blower terlebih dahulu, lalu lens brush, baru lens cloth jika ada bekas jari yang menempel.  Usap lensa secara lembut dan perlahan dengan lens cloth / lens paper kering dengan gerakan memutar dari dalam lensa menuju keluar. Jika dibutuhkan, cairan pembersih lensa/ lens cleaning fluid khusus dapat digunakan untuk membersihkan kotoran – kotoran lensa yang agak membandel. Jangan meneteskan langsung pada lensa, teteskan pada lens paper terlebih dahulu, lalu usap perlahan pada bagian lensa.



Merawat Batere
Jangan mencharge batere secara berlebihan, segera cabut jika sudah penuh. Lepas batere dari dalam kamera jika sedang tidak digunakan, usahakan agar hanya memakai batere original.  Jangan mencampur penggunaan batere ama dan baru, termaruk mempergunakan batere dengan merek yang berbeda – beda. Charge batere sebelum atau ssudah penyimpanan dalam jangka waktu lama. Dipakai atupun tidak dipakai batere akan mengalami proses pelemahan, agar tetap awet maka batere perlu diisi kembali.


Merawat Kartu Memori
Biasakan untuk menyimpan kartu memori di dalam casingnya agar terhindar dari debu, terpapar benda brmedan magnet dan memperpanjang umur kartu memori. Perlakukan benda – benda ini dengan hati – hati, bentuknya yangkecil membuat mereka mudah sekali rusak. Untuk melindunginya, simpan selalu pada casing nya masing – masing jika sedang tidak dipergunakan.


Penyimpanan Kamera
Jika meiliki dana lebih dapat dipertimbangkan untuk membeli drybox yang menggunakan alat pengatur kelembaban sebagai tempat penyimpanan kamera. Simpan ditempat kering dan jauhi bnda – benda bermagnet. Perawatan mutlak harus dilakukan secara rutin. Perawatan yang baik akan mempertahankan kondisi perlatan kita dengan baik akan memberikan kondisi masksimal pada kamera DSLR kita.

[sumber gambar google.com]









»»  Read More...

Komposisi Fotografi (Rule of Thirds)


Apakah komposisi dalam fotografi? Secara singkat, batasan komposisi adalah “Sebuah seni untuk menempatkan objek foto dalam bingkai.” Andaikan di sebuah ruang tamu, ada bermacam perabotan dan furniture dan pernak-pernik lain yang harus kita tata. Kita harus menyusun, dimana sova dan kursi diletakkan; di sudut mana sebaiknya rak buku diletakkan; dimana juga vas bunga kita letakkan, dimana televisi diletakkan, dan sebagainya. Apa tujuan semua itu? Supaya enak di pandang. Dan itulah pengandaian komposisi.


Begitu juga dalam fotografi, menempatkan objek foto adalah tantangan tersendiri. Secara awam, orang cenderung meletakkan objek di tengah bingkai. Memang tidak ada yang salah, hanya saja kurang bernilai seni, statis dan monoton. Salah satu komposisi foto, adalah :The rule of thirds (Aturan sepertiga). Biar lebih mudah diilustrasikan sebagai berikut : Andaikan sebuah bingkai foto berukuran empat persegi panjang. Bingkai tersebut dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Pembaginya adalah 2 garis horisontal dan 2 garis vertikal. Sehingga terjadilah titik perpotongan : A,B,C dan D. Pada titik perpotongan itulah objek utama (focus of interest) diletakkan. Dalam foto-foto di tulisan ini, focus of interest-nya adalah : Hewan, orang duduk/beraktivitas, matahari terbit dll.






Apakah kita ingin foto kita bernilai seni? Bila, ya! Mengikuti aturan komposisi adalah suatu keharusan. Supaya foto-foto kita tidak cuma bernilai “foto dokumentasi.”

Selamat mencoba,.......

»»  Read More...

Minggu, 29 April 2012

7 Aksesoris Penting Untuk Kamera SLR

Oke, jadi anda sekarang telah memiliki kamera SLR baru, menenteng-nenteng SLR kemanapun anda pergi dan memotret beragam obyek, dari wajah orang-orang disekitaran sampai bakso langganan. Kemudian meng-upload foto anda ke komunitas online lalu mendapat komentar dari sesama pe-hobi fotografi (baik komentar menyemangati maupun menjatuhkan).

Seiring dengan jam terbang yang meningkat, cepat atau lambat anda akan mulai berpikir untuk menambah pernak-pernik yang berhubungan dengan sistem SLR yang anda miliki. Namanya juga pernak – pernik, pilihan yang tersedia hampir tidak terbatas dan membuat kita mudah terseret dan kehilangan prioritas.

Jadi, sebenarnya aksesoris apa saja sih yang paling berguna (dan juga paling populer) bagi pemilik SLR? berikut saya pilihkan 7 jenis untuk anda:

Tas Kamera

Tersedia beragam jenis tas kamera di pasaran, tinggal pilih yang sesuai selera: dari backpack, ikat pinggang, sling-slide (menyamping) sampai yang mirip koper. Yang jelas tas kamera disini berfungsi agar kita bisa menyimpan kamera dan lensa yang kita miliki selama bepergian secara aman. Tidak jatuh, aman dari benturan dan aman dari air.

Kit Pembersih

Untuk menjaga kondisi eksterior lensa dan kamera agar selalu bersih, anda memerlukan lap mikrofiber dan cairan pembersih khusus. Terutama untuk lensa, sebisa mungkin anda melindungi lensa dengan filter UV, biasanya untuk lensa cukup gunakan blower. Kit pembersih bisa dibeli di toko-toko kamera. Saya tidak menyarankan anda membersihkan bagian interior kamera (apalagi sensor), serahkan saja pada ahlinya: biasanya toko kamera menyediakan layanan sensor cleaning. Toh kebanyakan SLR sekarang memiliki fasilitas self-cleaning yang cukup handal untuk menyapu debu dari sensor.

Tripod

Tripod, monopod, gorillapod, apapun fungsinya adalah membantu anda menghasilkan foto yang tajam saat mengambil eksposur long shutter. Dibandingkan jenis lainnya, tripod masih tetap paling populer, karena relatif lebih handal dan tangguh.

Pastikan anda membeli tripod dengan kemampuan menahan beban yang cukup, kaki-kakinya cukup gampang di perpanjang (dan diperpendek), memiliki mekanisme pemasangan dan pelepasan kamera yang enak serta memiliki kepala dengan gerakan yang fleksibel (saya sarankan jenis ball head).

Flash Eksternal

Flash ekternal akan secara drastis meningkatkan kualitas foto anda jika dibandingkan sewaktu anda menggunakan flash bawaan yang melekat di kamera SLR. Memiliki power yang jauh lebih besar, kemampuan kontrol yang jauh lebih fleksibel, dan kita bisa mengatur arah pencahayaan yang jatuh ke obyek secara lebih mudah. Dengan flash eksternal anda akan bisa menghasilkan pencahayaan yang jauh lebih lembut, rata dan cerah dibandingkan kalau menggunakan flash bawaan. 

Filter

Filter adalah aksesoris yang cukup esensial bagi sistem SLR. Dari beragam jenis filter, ada 3 jenis yang layak anda pertimbangkan untuk dibeli:

Filter Proteksi (Filter UV atau Netral) – fungsi nyatanya adalah melindungi lensa anda, filter ini relatif murah sehingga anda akan ‘ikhlas’ menjadikannya sebagai bemper yang dipasang didepan lensa. Biarkan filter yang bersentuhan dengan udara kotor-tangan-cipratan air, dan bukan lensa yang harganya bisa berlipat-lipat lebih mahal.

Filter Polarisasi – mengubah langit sehingga terlihat lebih ‘dalam’, menghilangkan refleksi di air (atau kaca), agar pepohonan tampak lebih hijau. Gampangnya ini adalah ibarat kacamata hitam bagi lensa anda.

Filter ND (Neutral density) dan Grad-ND – mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera anda. Jika anda ingin menghasilkan foto air terjun yang tampak seperti kapas (shutter panjang) sementara hari masih terlalu siang, maka anda akan memerlukan Filter ND supaya cahaya bisa dikurangi. Sementara filter ND Gradasi (Grad-ND) berfungsi seperti ND dengan tingkat penggelapan yang bersifat gradasi (bagian atas lebih gelap dan semakin ke bawah semakin terang). Grad-ND sangat berguna saat anda akan memotret landscape yang melibatkan langit, karena beda terang yang sangat mencolok antara langit dan tanah.

Shutter Release 

Selain tripod, aksesoris tambahan yang akan meningkatkan ketajaman hasil foto anda adalah shutter release. Dengan shutter release, kita tidak perlu memencet tombol shutter di kamera, cukup gunakan shutter release sehingga anda bisa mengaktifkan shutter dari jauh. Ya, fungsinya mirip remote control TV anda. Shutter release tersedia dalam 2 pilihan: kabel dan wireless.

Verikal Grip (VG) 

Jika anda mulai lebih intensif memotret sementara kamera anda belum memiliki fitur pegangan vertikal dari sononya, belilah vertikal grip tambahan. Selain sangat membantu saat memotret dalam orientasi portrait (vertikal), VG juga berfungsi sebagai batere cadangan, sehingga tidak perlu khawatir kehabisan batere saat asyik menjepret. [http://belajarfotografi.com]
»»  Read More...

Rabu, 25 April 2012

Berkenalan dengan Diafragma (Aperture)

Apa itu diafragma?

Diafragma besar (f/1.8) ©swanky
Diafragma adalah salah satu hal yang bisa membuat foto berdimensi. Berkat diafragma, foto-foto ajaib bisa dihasilkan.
Untuk mempermudah, diafragma adalah ukuran bukaan lensa saat foto diambil.
Bukaan? Ya, diafragma adalah sebuah lubang di dalam lensa. Lubang tempat masuknya cahaya ini dapat kita atur besarnya. Jika lubang semakin besar maka cahaya yang masuk akan semakin banyak, serta sebaliknya.
diafragma kecil (f/22) ©wiranurmansyah
Jangan heran jika melihat angka-angka ini f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22 dan seterusnya. Ini adalah angka-angka yang mewakili besar-kecilnya diafragma.
Yang perlu diingat adalah f/2.8 lebih besar daripada f/16. Bergerak dari f/2.8 ke f/4 akan mengurangi cahaya satu f-stop. Urutan diafragma yang di highlight diatas adalah urutan standar dalam satu f-stop.
Yang sering membingungkan pemula adalah nilai angka yang kecil seperti f/2.8 ternyata adalah bukaan yang besar (dimana cahaya yang masuk lebih banyak). Ingat ini, f/2.8 adalah bukaan besar dan f/22 adalah bukaan kecil. Mungkin terdengar aneh, tapi lama kelamaan kita akan terbiasa.

Diafragma dan Kedalaman Ruang 

(Depth of Field)

f/2.8
Diafragma menentukan dimensi foto kita. Lebih tepatnya adalah pengaturan kedalaman ruang atau Depth of field(DOF). Diafragma akan berpengaruh langsung ke DOF.
Diafragma yang besar (f/2.8) akan membuat DOF semakin tipis, diafragma ini sering digunakan untuk portrait photography. Karena dapat mengisolasi objek denganbackground. Jika anda melihat foto portrait dengan background yang blur, maka dapat dipastikan sang fotografer menggunakan diafragma besar.
f/22
Lain halnya dengan fotografi landscape, fotografer memerlukan DOF yang lebar. Dari objek yang terdekat dengan kamera hingga kejauhan sebisa mungkin fokus. Inilah saatnya kita menggunakan diafragma yang kecil (f/22). Kita juga bisa mengaplikasikan prinsip hyperfocal distance, yang akan dibahas pada postingan selanjutnya.
Untuk lebih memahami tentang diafragma, hal yang paling utama dilakukan adalah melakukan eksperimen sendiri. Gunakan diafragma secara kreatif, mungkin anda ingin mencoba memotret landscape dengan f/1.8 ? Tidak masalah!
Saya berharap sedikit pengenalan tentang diafragma ini bisa bermanfaat. Jangan lupa membaca teman dari diafragma yaitu shutter speed dan iso.
Salam jepret!
»»  Read More...